Profil Organisasi
Yayasan Kesehatan Gigi Anak Indonesia
Pembangunan Sektor Kesehatan Nasional diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, meningkatkan gizi, membudayakan sikap hidup bersih dan sehat serta meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang harus makin terjangkau oleh seluruh masyarakat, termasuk bidang kesehatan gigi. Upaya kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan dengan memacu meningkatkan kemandirian masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam memelihara kesehatan gigi, melalui usaha promotif dan preventif yang perlu dilakukan sedini mungkin.
Hingga saat ini frekuensi tertinggi penyakit gigi dan mulut adalah gigi berlubang (karies gigi) dan penyakit periodontal (jaringan pendukung gigi). Berdasarkan Riskesdas 2007-2008 yang dilakukan pada anak-anak menunjukan bahwa 70 % menderita karies gigi dan gingivitis (peradangan gusi). Untuk menurunkan jumlah tersebut tidak hanya diperlukan tindakan pengobatan namun yang lebih penting adalah perlunya dilakukan usaha promotif terutama bagi anak-anak dan tindakan pencegahan (preventif).
Melalui pelayanan preventif dan promotif yang terutama ditujukan kepada anak-anak inilah dibangun pola kebiasaan memelihara kesehatan mulut diri, perlindungan terhadap karies melalui pemberian Fluor (Koch dan Lindle), deteksi dini penyakit gigi dan mulut serta perlindungan spesifik lainnya.
Pada awalnya, Drg. Rizali Noor sebagai Kepala Direktorat Kesehatan Gigi Departeman Kesehatan menyarankan Sr. Drg. Be Kien Nio untuk membuktikan bahwa suatu klinik yang mengkhususkan diri pada usaha pencegahan dapat meningkatkan kesehatan gigi sekaligus bermanfaat bagi pengelolanya. Hal ini merupakan tantangan karena pada waktu itu upaya-upaya kesehatan gigi, terutama klinik atau praktek swasta, lebih banyak melakukan pengobatan (kuratif) daripada pencegahan (preventif).
Rencana tersebut mendapat dukungan dan tantangan positif dari pimpinan biara, gereja, dan rekan-rekan sejawat Sr. Kien, Sr. Dionysia Michels selaku provinsial Ursulin, Mgr. Arntz OSC selaku Uskup Bandung, Prof. Drg. R.G. Soemantri, dan Sr. Rosemary Huber MM. Mereka sepakat untuk mendirikan sebuah yayasan yang mempunyai misi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan dan pendidikan dalam Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) & Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG).
Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia mengawali karirnya pada tahun 1972 dengan UKGS di sebuah Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak saja. Dalam beberapa tahun berkembang pesat menjadi beberapa sekolah.
Visi YKGAI adalah menjadi sebuah yayasan kesehatan gigi anak yang memberikan pelayanan kesehatan gigi anak sekolah terbaik dan berkualitas.
Misi YKGAI adalah meningkatkan kesehatan gigi masyarakat pada umumnya dan kesehatan gigi anak pada umumnya.
Pada tanggal 22 Maret 1973 diresmikan sebuah Balai Pengobatan Gigi YKGI yang berlokasi di jalan Anggrek 60 Bandung. Klinik ini terletak di lantai dasar asrama putri Providentia, yang merupakan bagian dari komplek Susteran Ursulin. Sr. Dionysia selaku Provinsial waktu itu sangat mendukung usaha ini karena unsur pendidikan yang tertanam dalam kiprahnya.
Tanggal 18 Maret 2008, Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia berganti nama menjadi Yayasan Kesehatan Gigi Anak Indonesia (YKGAI). Pada tahun 2012, YKGAI telah melayani 26 sekolah Taman Kanak-kanak, 15 Sekolah Dasar baik negeri maupun swasta dengan jumlah total 10.240 anak. Jumlah ini masih kecil dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar, tetapi tujuan yayasan bukanlah suatu mega proyek, melainkan suatu usaha menggunakan pendidikan dan pencegahan secara sistematis dan konsekuen untuk mencegah penyakit gigi dan mulut secara mandiri.
Pada tahun 2000 dilakukan penelitian di beberapa sekolah yang mengikuti program UKGS YKGAI. Keberhasilan program UKGS tersebut dapat dilihat dari banyaknya penurunan angka DMF pada anak yang mengikuti program UKGS, dapat dilihat dari grafik sbb:
Ket:
DMF : Jumlah Gigi Berlubang
Kontrol : Bila tanpa UKGS
PROGRAM YKGAI
I. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS )
Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang mengutamakan pendidikan maupun pencegahan telah semakin berkembang. Setelah enam tahun pertama, UKGS yang dikelola YKGI bisa menghasilkan anak-anak yang lulus Sekolah Dasar dalam keadaan sehat optimal: berarti geligi lengkap, bebas karies yang aktif, semua lubang ditambal dan semua sisa akar diekstraksi.
Tujuan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS ):
A. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha preventif dan promotif.
B. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene).
C. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar itu mau memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit formation).
D. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha prevensi gagal melalui system selektif.( selective approach).
E. Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dengan suatu system pembiayaan yang bersifat praupaya. Prepayment System .
Pelaksanaan program UKGS:
Pertemuan orang tua, guru dan petugas kesehatan gigi dengan topik pembahasan :
1. Pemeriksaaan awal keadaan gigi dan mulut serta penghitungan DMF ( Decay, Missing and Filled ) Indeks dan Indeks Kebersihan Mulut ( OHI-S ).
2. Pelaksanaan pendidikan kesehatan gigi di kelas-kelas yang berintegrasi dalam kurikulum sekolah serta pelaksanaan program pencegahan dan perawatan secara berkelanjutan di klinik UKGS.
3. Evaluasi dan penelitian.
II. Balai Pengobatan Gigi ( BPG )
Pada awalnya klinik UKGS berkarya selama dua tahun, namun masyarakat menginginkan dan mengusulkan agar klinik tersebut juga melayani orang dewasa. Usul tersebut ditanggapi oleh pengurus yayasan dan mereka mempersiapkan serta mengajukan permohonan mendirikan sebuah Balai Pengobatan Gigi (BPG). Pada tahun 1975, didirikan BPG di Jl. Cikaso Barat II No.55 yang melayani masyarakat umum. Tujuan didirikannya BPG adalah sebagai subsidi silang dengan UKGS. BPG berjalan sampai tahun 2005, kemudian sejak tahun 2005 berkembang menjadi Praktek Dokter Gigi bersama sampai sekarang.
Pada tahun 1987, Sr. Frances, pimpinan Asrama Putri Providentia memberikan ijin pemakaian sebuah ruangan bekas gudang di komplek Susteran Ursulin sebagai Balai Pengobatan Gigi YKGAIyang terletak di Jl. Anggrek 60, Bandung.
Sejak tahun 1979, YKGAI bekerja sama pula dengan Yayasan Wyata Guna mendirikan sebuah klinik gigi yang melayani warga tuna netra dan keluarganya. yang terletak di Komplek Wyata Guna di Jalan Pajajaran 52 Bandung. Klinik gigi tersebut melayani masyarakat Wyata Guna setiap Senin dari jam 8.00 s/d 11.00.
III. Unit Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG)
Pada tahun 1978 Yayasan mengambil inisiatif untuk mengembangkan sayapnya melalui suatu Seksi Pendidikan Kesehatan Gigi / Dental Health Education ( DHE ), yang mengembangkan metode-metode pendidikan dan bahan-bahannya serta menyebarluaskannya untuk digunakan juga oleh yayasan lain. Salah satu kegiatan unit ini adalah memproduksi dan menyebarluaskan buku-buku dan alat-alat peraga untuk penyuluhan kesehatan gigi. Bahan-bahan penyuluhan yang diterbitkan antara lain Buku Pendidikan Kesehatan Gigi untuk Taman Kanak-Kanak, Buku Pendidikan Kesehatan Gigi untuk Sekolah Dasar, Diktat Preventive Dentistry untuk siswa perawatan gigi dan mahasiswa FKG, serta beraneka macam brosur.
Alat-alat peraga yang diproduksi misalnya Flipchart, Flashcards, poster, model, slides, puzzle, sticker, kaset lagu-lagu kesehatan gigi dan video, sedangkan produksi terakhir adalah bahan mengajar digital. Hampir semua bahan tersebut sudah menyebar ke 31 propinsi di Indonesia. Pada tahun 2002 buku Pendidikan Kesehatan Gigi tersebar sebanyak 27.585 buku.
Beberapa riset tentang efektifitas dan efisiensi program UKGS YKGAI juga telah dilakukan oleh unit ini.
Pelayanan yang lain berupa konsultasi bagi sekolah yang ingin mendirikan Klinik Sekolah, Pelatihan Tenaga Kesehatan Gigi Sekolah dan Pendidikan Staf paramediknya termasuk juga metode-metode evaluasi pencegahan yang bisa dilakukan.
PRINSIP YKGAI
Yayasan mempunyai maksud dan tujuan di bidang sosial. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut yayasan menjalankan beberapa program pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk masyarakat pada umumnya dan pendidikan kesehatan gigi dan mulut anak pada khususnya.
PENGURUS YAYASAN YKGAI
Ketua : Mateus Bambang M, drs.
Wakil Ketua : Ira Trisnawati Wijaya,drg.
Sekretaris umum : Dwiyatno Tjandraatmadja, drg.
Bendahara umum : Karlina Hardjawinata, drg, MDSc.
PELAKSANA HARIAN YKGAI
Direktur Klinik dan UKGS : Maria Aurora Titiana, drg. SpKGA.
Kepala Bagian DHE : Stella Listyani, drg.
CARA MENGHUBUNGI KAMI
Yayasan Kesehatan Gigi Anak Indonesia
Jl. Bengawan no. 43 Bandung 40114
Telp. (022) 7234579 – (022) 7109836
Web : www.ykgai.com
E-mail : ykgainew@gmail.com