Penggunaan Fluor Sebagai Pencegahan Kerusakan Gigi Anak Sejak Dini

      Mulailah berkonsultasi tentang kesehatan gigi dan mulut anak anda ke dokter gigi. Anda dapat berkonsultasi tentang cara merawat dan membersihkan gigi yang baik dan benar serta bagaimana mencegah gigi berlubang. Hal ini penting karena gigi susu berperan pada tumbuh kembang anak dan perkembangan gigi permanennya kelak.

 Memberikan edukasi kesehatan gigi

     Didalam kedokteran gigi anak terdapat beberapa cara untuk melakukan tindakan pencegahan primer untuk menghindari gigi berlubang atau timbulnya suatu penyakit, antara lain :

  • Modifikasi kebiasaan anak (misalnya mengajarkan anak rajin menyikat gigi sebelum tidur, melatih anak melepaskan ketergantungan pada dot atau botol susu, dsb)
  • Memberikan pendidikan kesehatan gigi
  • Menjaga kebersihan mulut
  • Menghindari makanan yang lengket dan manis (diet gula)
  • Perlindungan terhadap gigi (penggunaan fluor)

     Penggunaan fluor dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara sistemik dan lokal. Penggunaan secara sistemik bisa berupa tablet, obat tetes, dan fluoridasi air minum. Sedangkan secara lokal dapat berupa topikal aplikasi dalam bentuk larutan/gel, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor, dan obat kumur.

     Peranan dan Mekanisme Fluor

     Tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak. Penggunaan fluor yang tinggi menyebabkan pembentukkan kalsium flourida. Pada reaksi tersebut terjadi pertukaran langsung antara ion fluor dengan ion hidroksi sehinggamenghasilkan email gigi yang lebih tahan asam dan dapat menghambat proses kerusakan email (demineralisasi).

Penggunaan Fluor sebagai Bahan Topikal Aplikasi
       Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara (Yanti, 2002):
1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor
2. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor
3. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor
 

1.Topikal Aplikasi

     Topikal Aplikasi Fluor merupakan perawatan gigi pada anak dengan pengulasan zat yang mengandung fluor pada seluruh permukaan gigi anak untuk mencegah terjadinya lubang gigi. Perawatan ini nyaman buat anak karena tidak sakit, tidak mengiritasi gusi dan tidak menyebabkan pewarnaan baik pada gigi maupun gusi. Bahkan sekarang ini topikal aplikasi tersedia dengan rasa buah-buahan yang disukai anak.

     Perawatan ini dianjurkan setelah gigi sulung anak tumbuh lengkap. Gigi susu tumbuh lengkap biasanya pada usia 2,5-3 tahun. Kemudian dilakukan perawatan setiap 6 bln sekali selama masa pertumbuhan gigi anak – anak sampai usia 12 tahun ( gigi tetap sudah hampir tumbuh semua ).

Teknik pengulasan yang digunakan ialah :

  • Melakukan tindakan profilaksis (pembersihan) pada seluruh gigi
  • Mengisolasi daerah (gigi) yang akan diulaskan dan dikeringkan
  • Ulasi dengan kuas atau bisa menggunakan sendok cetak yang telah diisi dengan bahan topikal fluor berbentuk gel selama 3-5 menit
  • Tidak makan dan minum selama 30 menit setelah pengulasan
  • Cara ini dilakukan setahun sekali, tetapi lebih baik bila setiap 6 bulan sekali
Pemberian Topikal Fluor
Fluor Gel

 

                                                 

 

 

      Sendok Cetak Berbagai Ukuran

2. Pasta gigi fluor

     Untuk melakukan aplikasi fluor dalam dosis kecil dapat dilakukan dengan menambahkan fluor dalam pasta gigi. Penyikatan gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005).
Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g (1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi). Dengan penggunaan pasta gigi berfluor dapat mengurangi karies gigi sebesar 25-39%.
 
3. Obat kumur yang mengandung fluor
 

     Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%. Penggunaan obat kumur disarankan unutk anak yang beresiko karies tinggi. Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas 6 tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd dan Bechal, 1991).

                                                                                     Obat Kumur dengan Fluor

Penggunaan Fluor secara sistemik

     Pemberian fluor kepada anak secara sistemik dapat dilakukan sebelum dan sesudah erupsi gigi.
Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes, tablet isap atau dari asupan makanan.
  1. Fluoridasi air minum (pemberian fluor dalam air minum)

Pemberian fluor pada air minum selama periode pembentukkan gigi akan memberikan efek pada gigi yang belum erupsi dan mampu menurunkan kerusakan gigi permanen berupa karies mahkota dan akar pada usia 20-44 tahun sampai dengan 40% (Harris dan Christen, 1995).

Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak baik yang disebut mottled enamel dan bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak (Zelyya P.R.D, 2003).

                                                              Mottled enamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan,
                                                                             berbintik-bintik permukaannya.
 

2. Fluor alami dalam makanan

     Flour yang terdapat dalam makanan sama dengan fluor yang terdapat dalam air minum, tetapi hanya meliputi sebagian kecil pemasukkan fluor setiap harinya. Makanan seperti daging, telur, susu. Kandungan fluor yang cukup tinggi terdapat pada ikan dan yang tertinggi terdapat pada teh.

3. Pemberian fluor dalam bentuk tablet

     Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang beresiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal. Tablet yang diberikan kepada anak-anak tersedia dalam berbagai macam rasa dan warna agar dapat mudah diterima oleh anak, sekaligus untuk mengurangi dan menghindari efek bahaya dan overdosis, dapat juga ditambahkan dengan vitamin terutama vitamin C.

SUMBER :

Angela, A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi. Maj.Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3.
 
Cameron, Angus.C. 2008. Handbook of Pediatric Dentistry. Canberra : Mosby El Sevier.
 
Herdiyati, Yetty dan S.S, Inne. 2010. Penggunaan Fluor Dalam Kedokteran Gigi. Bandung : Universitas Padjadjaran.
 
http://en.wikipedia.org/wiki/Fluoride_therapy#Indications for fluoride therapy (diakses 6 Februari 2016).

Tinggalkan Balasan